Jumat, 18 September 2015

Lautan Cinta dan Kasih Sayang Ibu

            Ibu atau emak adalah seseorang yang paling istimewa dalam hidup kita, bukan? Saya kira semua orang akan setuju terhadap hal itu, jika sosok ibu adalah yang nomor satu. Sehingga, akan menjadi sesuatu yang patut di pertanyakan ketika ada orang yang bilang, misalnya bahwa pacarnya menjadi seseorang yang paling special dalam hidupnya, Gubraakkk. Cinta  ibu kiranya berbeda dengan cinta seorang pacar, cinta ibu itu cinta tanpa syarat, cinta yang begitu tulus tumbuh dari dalam lubuk hatinya. Sehingga, tidak perlu ragu lagi jika kita akan menjadikan sosok ibu sebagai seseorang yang nomor satu dalam hidup kita.
Hadist berikut ini kirannya sudah tidak asing lagi di telinga kita, yaitu hadist yang menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang kepada Ibu harus kita nomor satukan. Mungkin saat mengaji dengan ustadz di pesantren atau ketika mendengarkan ceramah, seringkali hadist yang satu ini disebutkan. Pernah ada seseorang yang datang kepada Rasulullah dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’ Dari hadist tersebut, kata “Ibu” disebutkan sebanyak tiga kali, sementara kata “Ayah” hanya disebutkan satu kali saja. Hal ini menunjukkan bahwa cinta kita terhadap Ibu harus tiga kali lebih besar di bandingkan kepada seorang ayah. Perbandingan kasih sayang yang harus kita berikan kepada Ibu dan Ayah saja tiga berbanding satu. Bisa ditarik kesimpulan, jika ada yang memberikan cinta atau kasih sayang seutuhnya kepada kekasih atau pacarnya, berarti itu adalah sebuah kesalahan besar. Ibu tetap yang paling istimewa.
Berbicara tentang sosok ibu itu memang sangat mengesankan, yang terlintas dalam benak saya, sebagai seorang anak adalah segala sesuatu yang baik-baik. Ibu memiliki perasaan yang di penuhi dengan kebaikan dan juga kasih sayang yang luar biasa.  Ibu akan berusaha keras untuk mendidik anak-anaknya dengan baik dan berusaha agar anak bisa terhindar dari segenap bahaya kehidupan. Demi sang anak, seorang ibu juga akan rela berkorban, nilai-nilai kemuliaan begitu tertanam kuat dalam diri seorang ibu. Ia seakan-akan mengarahkan segala perhatiannya semata-mata demi mewujudkan tujuan kebahagiaan hidup anak-anaknya, ia selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya.
Ibu saya bukan orang yang berpendidikan, ia hanya sebatas seorang Ibu rumah tangga saja. Tetapi ia memiliki tekat yang kuat agar saya dan adik saya bisa sekolah tinggi dan bisa menjadi orang yang berhasil, agar kami tidak seperti Ibu dan juga Bapak yang tidak bisa merasakan bangku pendidikan sepenuhnya. Keinginanya agar kami bisa sekolah tinggi sungguh kuat, sehingga ia nekat untuk bekerja ke luar negeri. Bagi Ibu dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan hidup atas jerih payahnya sendiri adalah kebahagiaan, Ibu  tidak pernah malu untuk bekerja. Ibu juga tidak pernah mengeluh kalau pekerjaannya berat, ia selalu tersenyum dihadapan kami. Semangat dan keuletannya dalam bekerja, itulah yang membuat saya menjadi lebih berhati-hati dalam menjalani hidup. Aku harus bisa memanfa’atkan waktuku dengan sebaik-baiknya, belajar dengan sungguh-sungguh adalah salah satunya. Aku harus kasihan dengan Ibuku.
Bagiku, Emak adalah seorang teristimewa. Ia adalah inspirasi semangat dalam hidup ku. Meski dalam segala keterbatasannya, Emak selalu berusaha tampil menjadi sosok panutan bagi anak-anaknya. Ibu tidak pernah menjadi perempuan yang malas-malasan. Contoh kecilnya, suatu hari, ketika dirumah Ibuku memang sering sekali marah kepadaku, namun marahnya adalah demi kebaikan anaknya. Ibu saya tidak mau melihat anaknya malas-malasan. Ketika ada pekerjaan rumah yang menunggu tetapi saya saat itu tidak peka untuk menyelesaikannya, maka siap-siap saja untuk mendengarkan omelan Ibuku. Saya sangat takut kalau Ibuku sudah marah, sehingga sebelum ia mengeluarkan mantrannya, jika di rumah saya harus dengan segera menyelesaikan pekerjan rumah itu.
Sebagai penutup dari tulisan saya ini, akan saya tuliskan sedikit catatan yang saya dapatkan dari hasil membaca buku tentang Ibu. Judul bukunya adalah “Buaian Ibu di antara Surga dan Neraka”. Buku ini sungguh inspiratif. Senang sekali, saya bisa menemukan buku ini di bazaar kemarin. Intinya adalah kebaikan atau kemuliaan seorang ibu itu tidak ada bandingannya. Sebagai seorang anak, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk memuliakannya. Dr. Ali Qaimi (2002: 19) menyatakan bahwa Ibu yang baik itu bahkan masih jauh lebih baik lagi dibandingkan dengan seratus dokter dan insinyur sekalipun. Kedudukannya jauh lebih tinggi dari serartus pengajar dan pendidik. ibulah yang mendidik manusia dengan segala kebaikannya, mengajari adab, ma’rifat dan akhlak. ibu yang baik akan selalu mengorbankan kepentingan dan kesenangannya demi sang buah hati. Pengorbanan ini, pada dasarnya, harus kita agungkan dan muliakan.

Ya Allah, ampunilah aku dan Ibu Bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil.
Ya Allah, berikanlah kesehatan dan kebahagiaan kepada Ibu. Berikanlah rahmat dan kasihmu kepada beliau. Jadikanlah hamba sebagai anak yang sukses yang mampu membahagiakan Ibu. Ya Allah hanya kepada-Mu lah aku meminta dan hanya kepada-Mu lah aku memohon pertolongan.
Aamiin.

Tulungagung, 18-9-2015

* Catatan kecil ini untuk acara menulis bersama yang di adakan oleh kampusku.  Dalam rangka menyongsong Hari Ibu, LP2M IAIN Tulungagung mengajak kita untuk menulis esay atau puisi bertemakan “Goresan Cinta Buat Bunda” yang akhirnya tulisan kami ini nanti dijadikan menjadi sebuah buku ^__^.

Nice Writing on Friday Night

2 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...